sebuah kenangan

Tatapan sendu sinar sang rembulan
Menyapa menghadirkan kenangan lama
Yang mulai terbayang di angan
Seribu senyum yang pernah hilang
Malam ini tersungging kembali...
Meski masih nampak wajah murung
Seolah berecerita tentang sebuah hati
Yang pernah berbalut asa
Namun juga menorehkan luka berkejaran
Menangisi penantian serta pengorbanan
Yang sia-sia karena keangkuhan jiwanya....
Dalam harian kisah cinta pertama....
Bibir masih membisu
Melukiskan hati yang lelah .....
Namum tatapan mata ini
Masih menebarkan sejuta indahnya
Cinta sejati....
Membaca dalam letih di kegelapan
Diam namun berbisik
Aku masih ada.....



Tiada niatan hati untuk melukai
Hati tulus tak berdaya, banyak berprasangka, semuanya dikarenakan
Cinta
Aku duduk disini, termangu-mangu seperti orang bodoh
Aku tetap mengandalkan cintamu yang suci murni
Hatiku masihlah tetap, orang yang mencintaimu masih
Tetap disini
Bersusah payah menanti, ingin menangis tak bisa keluar
Air mata

Tiada niatan hati untuk melukai, kau seharusnya
Mengerti
Cinta banyak celahnya, mudah sekali untuk terluka
Saling percaya saling mencintai adalah satu-satunya
Cara yang benar
Penyerahan pada dirimu kesemuanya tersimpan di
Dalam hati
Aku senantiasa menyayangi, mana mungkin
Melupakan

Ketulasan hati masihlah tetap ada bersamamu, selamanya
Takkan berpisah
Di kehidupan ini hanya ingin mencintaimu saja
Bersamamu dirimu, hanya menunggu demimu, cinta suci itu murni
Cinta itu tanpa dendam
Jika tak meras peduli, tak mungkin meraskan sakit
Aku sungguh sangat bodoh, tak mengerti untuk
Menyayangimu



Mendung di langit hatiku
Menggantungkan titik-titik air
Air mata kesedihan
Sanggupkah?
Mendung ini menahannya?
Agar tidak menjadi hujan?
Aku tidak dapat menjawabnya
Hanya mentari hatiku yang bisa menjawabnya



Baru kusadari kalau aku kehilangan
Terbangun dari tidurku
Dan merasakan sepi
Kulihat api dan hujan bagaikan diriku
Dan dirimu
Sepertinya kau tak sama
Dengan diri ini
Namun ku yakin
Kau kembali untukku
Aku yakin kau milikku
Untuk selamanya disisiku


Siapa yang mematikan siangku?
Terpasung sendiri. Sunyi
Tak ada lagi warna yang mendekat
Tak ada lagi noda yang menghibur
Siapa yang menusuk malamku?
Tak punya mimpi
Mati, tercecer
Bulanku sakit
Siapa yang memecahkan hariku?
Jahat. Pengecut. Tak tahu diri
Siapa yang menghilangkan duniaku?
Terikat satu-satu
Menggelinding tanpa rem
Tenggelam, retak
Siapa yang mengambil cintaku?
Kamu???


Aku kehilangan senyap yang kauciptakan
Saat kita berdua saling menyentuh dengan pikiran
Senyap yang tak kan pernah jadi sepi
Karena mata tetap bicara
Tuturkan rindu yang kurasa
Aku kehilangan seorang hawa
Puja aku....
Cintai aku....
Agar teras kau mengintai di balik bayangku

********************************************************

Kasih, izinkan aku untuk merangkulmu
Walau tubuh ini tak layak untuk layak
Biar kusemayamkan sepenuh cinta yang tak bertahta
Bukti pujaanku kepada yang tercinta
Kasih, kumohon terimalah pujianku
Dalam setiap helaan dan detakan jantungku
Agar bila saatnya nanti
Tubuhmu siap menyongsongku
Kasih, izinkan aku menghadirkan cinta tak bertahta
Bukan sebuah ilusi yang biasa
Seperti trik dan logika sang pesulap
Tapi suatu yang indah dan hakiki
Kasih, biarkan aku mencintai
Dengan seluruh alunan hidupku
Dan tidak sedikit pun mengurangi
Cinta tak bertahta yang kujanjikan

0 komentar:

Posting Komentar